21/11/2011

Bahtera

Belom genap tiga bulan jadi mahasiswa, susahnya hidup menjadi orang dewasa mulai kerasa. Apalagi hidup sendiri di tanah rantau yang ngga pernah terbayang sebelumnya, Lampung. Panjang ceritanya kenapa gue bisa kuliah di sini, yang jelas ini semua rangkaian jalan yang Allah lukis untuk gue.

Dulu sempat berpikir, merantau itu enak, jadi dewasa itu nikmat. Tapi setelah dijalani, sulit. Di area baru, gue dipaksa adaptasi sendiri, bertahan melawan kompetisi. Bukan, bukan kompetisi dengan kawan baru, tapi dengan ego dalam diri.

Awalnya gue berpikir semua salah mereka, mereka yang ngga memahami gue, ngga memaklumi gue. Namun, setelah jauh menelaah, gue lah yang egois. Pikiran gue yang selama ini menutup hati, menghalangi langkah gue meraih hadiah Allah.

Sekarang gue tau, hidup bukan cuma soal hasil, tapi proses dan daya upaya untuk sebuah pencapaian. Siapa yang tau kalo gue bakal lebih sukses jadi petani daripada dokter? No one. Itu tergantung gue, gimana gue memilih akhir upaya dan doa gue. Tetap berlarut dalam kekalahan atau mengindahkan rencana Allah.

Gue harap gue belom terlambat memahami ini. Memahami bahwa tak hanya dunia yang harus kita lawan, tapi juga penyakit batin yang bergejolak.

Semoga kesadaran gue ini cukup untuk membangkitkan semangat gue untuk meraih impian gue. Gue tau sulit, ini masih awal. Tapi bukankah itu kunci menjelajah hidup ini? Secercah semangat.

19/02/2011

Senja

Aku menyadari senja tak pernah seindah ini,
Ragu seolah berlari bersama hembusan angin laut,
Kenangan buruk di masa lalu seakan lenyap dalam deburan ombak yang berkejaran,
Dan bayangan masa depan terukir indah di langit jingga.

Aku masih tak sanggup meninggalkan hamparan pasir ini,
Suka cita kini melebur di hatiku, di pikiranku, di lepas pantai yang kini ada di hadapanku,
Namun aku masih tak mampu mengurainya, aku terlalu gembira.

Kupandangi surya yang mulai memudar di ujung laut,
Aku masih mencoba menelaah perasaan yang kini mendekapku,
Perasaan ini terlalu rumit,
Tapi aku menikmatinya, kesyahduannya, segala kerinduan, dan kasihnya.

15/02/2011

Matahari

Matahari,
Aku rindu, hari-harimu yang dulu hanya untukku.

Matahari,
Aku rindu, senyummu yang dulu hanya untuk diriku.

Matahari,
Aku rindu, hangatnya pelukmu yang hanya untuk tangisku.

Matahari,
Aku rindu, ungkapan sayangmu yang dulu hanya untuk ketenanganku.

Matahari,
Aku rindu, perjalanan tanpa batas yang dulu hanya untuk kesenanganku.

Matahari,
Aku rindu, aroma kopi yang dulu hanya untuk kita.

Matahari,
Aku rindu, semua, semua keindahan yang ku lalui denganmu. Hanya kamu.

Aku tak punya mesin waktu untuk mengulang semuanya, tapi...

Matahari,
Aku hanya ingin kamu tetap bersinar, agar aku tetap bisa merasakanmu, walau kita terpisah jutaan tahun cahaya.



26/10/2010

Every lovers has their own time limit to wait. And to be loved.

When you're in love, you might think "He's the one", "She is the best", or "No one can replace him".

Lo rela nunggu seseorang yang lo anggap spesial, walaupun dia ngga ngerasa demikian, atau malah dia ngga sadar lo ada.
Lo rela memberikan apa yang dia butuh, walaupun akhirnya dia sama sekali ngga berterimakasih.
Lo rela ngebatalin agenda penting hanya untuk dia.
Yang paling parah: Lo rela sakit hati, ngeliat dia jadian sama orang yang dia suka.
Lo mencoba rela. Mencoba ikhlas. Walaupun rasanya susah banget.
It's normal. You're in love.

Tapi, percaya atau ngga, akan ada saatnya lo capek.
Capek nunggu.
Capek mengkhawatirkan hal yang ngga jelas.
Capek menangisi hal yang seharusnya lo tangisin.
Capek digantungin.

Lo bakal ngerasa "Yaudahlah". Lo akan ihklas.
Dan saat itulah lo ngerasa lega. Ngga ada kata sia-sia.

Itulah manusia. Punya obsesi. Punya cinta. Punya batas.



26/09/2010

Don't judge someone by h(is/er) tweet(s).

What do you do in spare time? Let's say... tweeting.
Then, what do you tweet? Anything bout life, hobbies, love things, thoughts, song lyrics, etc.

Biasanya sih yang gue baca di timeline itu tentang kehidupan sehari-hari. Ada yang menyenangkan, ada yang tidak menyenangkan. Mungkin kalo menyenangkan itu hal biasa. Nah, apakah yang biasa di-tweet oleh pengguna twitter saat mereka sedang menghadapi sesuatu yang tidak menyenangkan? Marah, nyindir, mengeluh atau mungkin menghujat. It's fact, I do that too sometimes. No offense.

Kalian yang punya twitter pasti ngga asing lagi deh sama hal-hal kaya gitu, ya kan?

Well, balik ke topik. Dengan sedemikian rupa tweet(s) yang beredar di timeline dengan sedemikian jumlah friend(s) dan follower(S) apakah seseorang bisa dinilai dari tweet(s)-nya?

Ada 2 versi jawaban.

Pertama: Tweet itu menggambarkan sifat seseorang, jadi kalo hobinya marah-marah bisa dipastikan orangnya emosional. Atau kalo sering ngetweet kata-kata bijak berarti dia termasuk orang yang bijak pula. Kalo hobinya ngetweet hal-hal aneh berarti dia termasuk orang yang aneh.

Kedua: Tweet ngga bisa dijadiin indikator penilaian terhadap seseorang. Why? Karena ternyata sebagian besar para pengguna twitter tidak melulu menceritakan diri mereka. Terus ada juga pengguna twitter yang suka "iseng". Maksudnya iseng disini dia mau ngetest respon dari para followernya. Jadi hanya sebagian kecil 'hal' yang bisa diambil dari twitter.

Kalian setuju sama yang mana?
Kalo gue pribadi gue lebih setuju dengan jawaban versi kedua. Kenapa? Karena itu yang gue liat di kehidupan gue.

Banyak temen gue yang "luar biasa aktif" di twitter tapi aslinya pendiem.
Ada temen gue yang tweet-nya terkesan konservatif atau basi tapi aslinya dia jauuuuuuuuuuuh dari ngebosenin atau basi.
Ada yang hobinya ngetweet galau, but in fact (s)he's the mature one.
Ada yang di timeline terkesan kalem tapi aslinya @#%&*?+
Ada yang hobinya nyindir tapi aslinya dia bahan sindiran.

Jadi, gue punya saran untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Free your mind but don't forget bout your follower's thought. Think before you tweet. Perhatikan baik-baik setiap tweet kalian karena twitter ini hanya barisan kata, semakin banyak follower berarti semakin banyak pula versi terjemahan tweet kalian. Just be careful.